Tak habis pikirku tentang itu..
dalam bait terakhir katamu kau ucapkan itu..
lama kuterdiam..
Tahukah kamu..
kata itu menghenyakku..
menikamku dalam abu-abunya sikap selama ini..
menyayat dalam kelonggaran batasku..
mungkin akan biasa oleh biasanya kebiasaan..
Tapi ..sebatas itu..dia menafikkan kepantasanku untuk kau panggil itu..
dan jangan kau anggap aku menyalahkanmu..
karna tak sedikitpun logikaku untuk begitu..
dengan atau tanpamu aku tentu begitu..
bukankah seharusnya aku berterima kasih..
dengan ketulusanmu kau menyadarkanku..
Dalam analogi sederhanamu..
dan itu yang membuatku kerap tersenyum ketika mengingatnya..
ada awan putih dan awan hitam..
kau memintaku jangan pergi..meski tak satupun alasan menyatakan kita pernah bersama..
karna kau takut ada awan hitam selalu membayangimu..
yang ketika dalam kosongmu..mungkin saja iya mengisimu..
yang mungkin ketika lemah,mungkin saja ia kan mengubah haluan kepakanmu..
dan kau tahu..
itu berhasil memenjara rasaku lagi..karna manusiaku meragukanmu..
Aku ingin yang terbaik buatmu..tapi tak berarti tak menjaga hatiku..
Aku ingin engkau terjaga..tapi tak berarti melepaskan yang terbaik untukku..
dan sendiri untuk saat ini adalah pilihan terbaik untuk aku,agamaku dan tuhanku..
Jangan tarik lagi hatiku kesana..
karna itu akan berat bagi rasaku..
smua ada masanya..
Bertahanlah ketika arahmu galau saat ini
ikuti rasamu, hati kecilmu..
Bukankahkau punya sayap..kepakkan itu..
tentukan arahmu..
bersabarlah..
Tertatihlah, jangan menyerah..
Bukan awan yang menggerakkanmu..
tapi kepakanmu..
niscaya..
allah kan selalu melihatmu..
bersamamu..
bersabarlah..
dan jika sudah waktunya..
kau akan menemukan awan putihmu..
Awan Putih yang terbaik untukmu..
bersabarlah dan tetaplah bergerak..
innallaha maana..
( Jakarta, 07 Juni 2010 )